Kamis, 03 April 2008

Malu dan Akal

Nama : Sadari Ahmad, S.H.I
Mahasiswa : Pasca Sarjan(PPs) UIN-SUKA Sunan kalijaga

AURAT PERSPEKTIF MALU DAN AKAL

Aurat adalah ukuran moral suatu agama, dimana harus dijaga dan ditentukan dalam batas-batas tertentu. Ketika manusia hadir dibumi ini yakni dalam bentuk Adam dan hawa, karena atas kelalaiannya melanggar larangan Allah Swt, maka pada waktu itulah manusia mulai merasakan dimensi rasa malu, karena ada sesuatu yang berubah pada anggota tubuhnya. Maka dapat dikatakan disini bahwa atas dasar alasan rasa malu itulah sebuah keharusa manusia harus menutupi auratnya dan tidak boleh terbuka.
Sehingga ketika Adam dan Hawa diturunkan kebumi dalam keadaan telanjang, Allah memerintahkan untuk menutup auratnya dengan dedaunan. Nabi kita juga dengan sebuah Haditsnya mengatakan bahwa kita dilarang untuk menampakkan aurat. Rasa malu itu sesuatu hal yang penting dan sebuah keharusan yang harus dimiliki oleh manusia, sehingga tidak disamakan dengan binatang. Kata nabi juga manusia kalau tidak mempunyai rasa malu silahkan untuk berbuat sekehendaknya. Ini mengindikasikan bahwa orang gila tidak mempunyai rasa malu sehingga mereka tidak bisa disalahkan ketika melanggar aturan syar’i dan yang harus diingat adalah rasa malu adalah sebagian dari iman, berarti malu merupakan bagian dari agama(paruhnya agama).
Disamping mempunyai ras malu juga karena manusia dipengaruhi oleh akal, melalui akal inilah manusia mulai bepikir dan mulai merajut dan merancang dengan memanfaatkan keberadaan alam sekitar, bagaimana cara untuk menutupi aurat yang dimilikinya baik diperuntukan untuk laki-laki maupun untuk perpempuan. Aurat laki-laki dan perempuan itu memang berbeda dan menurut kami dari perbedaan itulah sumber eksistensi manusia untuk menumbuhkan rasa kasih sayang, bukan nafsu syetannya atau nafus kebinatangnnya. Perbedaan organ tubuh yang dimiliki lelaki dan perempuan itulah yang saya namakan aurat apapun jenisnya dan harus ditutupi dalam rangka menjaga dari rangsangan negative dan rasa-rasa lain seperti : rasa cemburu, penasaran, anarkhi, kekerasan dll. Disamping ini juga sebuah modal kehormatan dan bentuk penyanjungan untuk manusia atau dengan kata lain adalah nilai diri manusia yang harus dirawat dan dijaga. Karena kalau tidak dijaga dan yang paling minimal adalah ditutupi akan dimungkinkan adanya daya rangsangan dan dorongan emosional dari hawa nafsu itu.
Tentang bagaimana rancang bangun dalam menutupi aurat disesuaikan kepada manusia bagaimana mereka berpikir dengan kondisi lingkungannya masing-masing. Ketika manusia berada pada lingkungan gurun berbeda berbeda dengan lingkungan yang tropis dan berbeda pula pada kondisi yang lain pada tempat-tempat lain. Dan juga ditentukan oleh adat kebiasaan masing-masing wilayah beserta tantangannya dan masyarakat sehingga bersifat kondisional dan tentunya saling menghargai dan menghormati. Sebagai sebuah identitas wilayah dan identitas simbolik agamanya. Makanya jangan heran ketika ada kata-kata anda memasuki wilayah berjilbab dan berkerudung.

Yogyakarta, Jum’at, 28 Maret 2008
Sadari Ahmad

Tidak ada komentar: